PulauSumba.com-Waingapu, Bentuk atapnya
tinggi lancip, serupa menara dimana tersimpan benda-benda pusaka ( Tanggu
Marapu ). Tiap-tiap rumah adat mempunyai tiga bagian : bagian bawah, tengah dan
atas rumah, mencerminkan simbol alam dalam pandangan suku bangsa Sumba, yakni
alam bawah (tempat arwah), alam tengah (tempat manusia) dan alam atas (tempat
para dewa), dengan demikian rumah bukan hanya sebagai tempat kediaman manusia
tetapi juga merupakan tempat kebaktian dan pusat persekutuan sosial dan ekonomi
(center of social gathering and economic). Sekeliling rumah adat terdapat
kubur-kubur batu besar dengan berbagai bentuk dan ukiran yang indah baik yang
telah beratus tahun maupun yang baru, sebagai manifestasi kejayaan jaman
megalitik dimasa lampau, dapat ditemui di Kampung Wunga – Kec. Haharu ( 63 Km
dari kota Waingapu), yang merupakan kampung pertama dan tertua di Sumba Timur.
Selain itu terdapat di Kampung Prainatang (33 Km ), Kampung Kawangu (12 Km ),
Kampung Watumbaka (17 Km), Kampung Praiyawang (69 Km), Kampung Uma Bara/Pau (66
Km), Kampung Tambahak (67 Km), Kampung Kaliuda (120 Km), Kampung Wundut (62
Km), Kampung Praikalitu (66 Km), kampung Rambangaru(20Km), Kampung
Praibakul(115), Kampung Prailiu(2 Km), dengan karakteristik adat-istiadatnya
masing-masing.PS-dipardasumtim
Sabtu, 12 April 2014
Sumba Dengan SENI & KERAJINAN TANGANNya
Pulausumba.com-Waingapu, Kekhasan tenun ikat
memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi ketenaran Sumba Timur di mata
dunia. Disebut tenun ikat karena kegiatan mengikat amat berperan. Sebelum
ditenun, benang diikat menurut pola yang telah ditentukan sebelumnya, lalu
dicelup dalam pewarna, hanya kini masih digunakan benang yang dipintal secara
manual dan alamiah. Kekuatan kain tenun Sumba Timur bukan saja terletak pada
desain yang unik, penuh simbol-simbol dekoratif bermakna sosial kemasyarakatan
hingga keagamaan ataupun tata warna alamiah yang sangat menarik tetapi justru
pada proses pembuatan yang melibatkan jiwa penenunnya tersebut, yang
memungkinkan waktu berbulan-bulan masa kerja dilalui dengan penuh kesabaran
serta ketekunan yang luar biasa. Tenunan biasanya digunakan untuk pakaian adat,
belis, membungkus jenazah dan lainnya sebagainya. Proses pembuatan tenun ikat
dapat dilihat di Kampung Prailiu, Kampung Lambanapu, Kampung Mauliru, Kampung
Pau, Kampung Praiyawang dan Desa Watuhadang serta Desa Kaliuda yang merupakan
pusat kerajinan tenun ikat.
Bagi
orang Sumba Timur, semua benda seni primitif memiliki fungsi sosial berkaitan
dengan kepercayaan Marapu. Patung dan ukiran (Penji) dari kayu dan batu,
anyam-anyaman dari daun pandan dan lontar (tikar, tas, karuku/tempat nasi dan
mbuala pahappa/tempat sirih pinang wanita serta kalumbutu/tempat sirih pinang
pria) dan kerajinan
tembikar dari tanah liat serta berbagai aksesoris logam (Mamuli, Luluamahu dan
anting-anting).Ps.007
Rambu Ata Ratu Si Artis Pulau Sabana
PulauSumba.com-Waingapu,
Alunan lagu dan nada petikan jungga humba (Petikan Gitar Sumba) Rambu Ata Ratu
membuat terpukau peserta acara Pelantikan dan Serah terima jabatan Camat
Pahunga Lodu pada kamis, 23 Januari 2014, itu menandakan selalu ada nuansa
berbeda nan menakjubkan di kabupaten Sumba Timur. Dalam pantauan awak media
kami bahwa masyarakat sumba Timur pada umumnya adalah penyuka seni dengan
budaya yang khas apa lagi seni local yang jarang di pentaskan kadang nyaris
dilupakan dan ada harapan kedepan bagi penggila seni untuk terus mengembangkan
talenta yang ada lewat sebuah pementasan spektakuler dalam sebuah panggung
besar sebagai apresiasi dunia seni sumba secara khusus. Dengan alat musik
seadanya tidak menyurutkan semangat Rambu untuk berdendang dan sangat menghibur
masyakat kecamatam pahunga Lodu.PS-007
Watu Parunu Nan Eksotik
PulauSumba.com-Waingapu,Terletak di Desa Laindjanji,
Kecamatan Wulla Waijelu, sekitar 162 Km dari Kota Waingapu. Perjalanan menuju
tempat ini sudah sangat bagus dan kendaraan roda 4 pun sudah biasa parkir di
pinggir pantai. Tebing tinggi yang terbentuk dari susunan beberapa jenis batu
batuan memberi pesona tersendiri saat mengunjungi pantai watu parunu, Seakan
siap menantang kerasnya arus pantai selatan. Saat air bergerak surut, anda
dapat mendekati areal tebing melalui celah batu alam yang oleh penduduk
setempat disebut watu parunu (bisa melewat dengan masuk melalui pintu setengah
lingkaran untuk menikmati indahnya tebing nan eksotik).PS-007
Ku Merindukan SumbaKu
PulauSumba.com-Denpasar,
Canda tawa dikeheningan malam mengingatkan Qu 21 tahun yang lalu untuk bertemu
sang Maestro seni yang terkenal dengan puisi pusinya yang merasuk jiwa namun
apa di kata harapan tinggal harapan, penantian panjang tanpa penyesalan serta
terus berharap untuk bisa bertemu dengan Presiden Malioboro memamang tidak
seperti membalikkan telapak tangan yang artinya walaupun kita banyak kawan yang
dekat dengan Umbu tapi tidak menjamin akan segera berjumpa dengan Putra Seribu
Kuda.
Apakah Pak Umbu yang apes ataukah
saya mujur hanya malam minggu itu yang yang menjawabnya, di tempat tongkrongan
Putra kampung dari Tanah Marapu ini bersama teman – teman pelaku seni dan awak
media kakak kikik seperti ringkikan kuda di Pulau Sabana dan terpuaskan rasa
rindu untuk bisa bertemu dengan Umbu Landu Paranggi.
Dari celotehnya yang penuh makna
yang kadang disambut dengan tawa menandakan betapa berwibawanya sang Maestro
ini, ucapan- ucapannya yang kata demi kata penuh arti tidak sadar kalau waktu
menjukan pukul 02.00 dini hari. Sambil meneguk Bir yang adalah minuman khas
Umbu sambil menghihasap sebatang rokok lintingan yang di suguhkan Bung Wayan
Jengki Sunarta yang juga adalah seniman Pusi dan Teater yang adalah Putra asli
Pulau Seribu Pura, Umbu bercerita tentang Tahun Kuda yang menurut Umbu bahwa
Kuda adalah Hewan Mulia yang diharaviakan dengan Kendal ada kendala dan harus
ada kendali, Cerita 3 Pohon dan angka 3 yang penuh misteri dan kadang merinding
mendengannya.
Jiwa Umbu Landu Paranggi yang sangat
tenang kadang bisa meledak ledak ketika mengenang masa kecilnya di Kampung
halaman dengan Gasingnya dan Umbu mempertegas bahwa Gasing Sumba paling bagus
dan sempurna dengan kayunya yang terbuat dari Kayu yang berkualitas tinggi sehingga
warnanyapun coklat sampai hitam, karena suka bermain Gasing sampai – sampai
dihukum sang ayahhanda (almarhum)….. dan apakah ini menandakan Umbu rindu akan
sumba.? Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 03.33 dini hari, dan apakah
angka 3 itu betul-betul keramat menurut umbu.? Dan hanya Umbu yang tau dan kami
pun meninggalkan tempat tongkrongan Umbu berasama kawan-kawan. Tunggu cerita
selanjutnya tentang Umbu landuparanggi, tapi masih misteri kapan lagi ketemu
Umbu, sambil bersalaman dan pamit pulang Umbu sempat berucap sambil menggenggam
tangan saya “terasa sumbanya” hanya umbu yang tau.PS-007.
Langganan:
Postingan (Atom)