PulauSumba.com-Denpasar,
Canda tawa dikeheningan malam mengingatkan Qu 21 tahun yang lalu untuk bertemu
sang Maestro seni yang terkenal dengan puisi pusinya yang merasuk jiwa namun
apa di kata harapan tinggal harapan, penantian panjang tanpa penyesalan serta
terus berharap untuk bisa bertemu dengan Presiden Malioboro memamang tidak
seperti membalikkan telapak tangan yang artinya walaupun kita banyak kawan yang
dekat dengan Umbu tapi tidak menjamin akan segera berjumpa dengan Putra Seribu
Kuda.
Apakah Pak Umbu yang apes ataukah
saya mujur hanya malam minggu itu yang yang menjawabnya, di tempat tongkrongan
Putra kampung dari Tanah Marapu ini bersama teman – teman pelaku seni dan awak
media kakak kikik seperti ringkikan kuda di Pulau Sabana dan terpuaskan rasa
rindu untuk bisa bertemu dengan Umbu Landu Paranggi.
Dari celotehnya yang penuh makna
yang kadang disambut dengan tawa menandakan betapa berwibawanya sang Maestro
ini, ucapan- ucapannya yang kata demi kata penuh arti tidak sadar kalau waktu
menjukan pukul 02.00 dini hari. Sambil meneguk Bir yang adalah minuman khas
Umbu sambil menghihasap sebatang rokok lintingan yang di suguhkan Bung Wayan
Jengki Sunarta yang juga adalah seniman Pusi dan Teater yang adalah Putra asli
Pulau Seribu Pura, Umbu bercerita tentang Tahun Kuda yang menurut Umbu bahwa
Kuda adalah Hewan Mulia yang diharaviakan dengan Kendal ada kendala dan harus
ada kendali, Cerita 3 Pohon dan angka 3 yang penuh misteri dan kadang merinding
mendengannya.
Jiwa Umbu Landu Paranggi yang sangat
tenang kadang bisa meledak ledak ketika mengenang masa kecilnya di Kampung
halaman dengan Gasingnya dan Umbu mempertegas bahwa Gasing Sumba paling bagus
dan sempurna dengan kayunya yang terbuat dari Kayu yang berkualitas tinggi sehingga
warnanyapun coklat sampai hitam, karena suka bermain Gasing sampai – sampai
dihukum sang ayahhanda (almarhum)….. dan apakah ini menandakan Umbu rindu akan
sumba.? Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 03.33 dini hari, dan apakah
angka 3 itu betul-betul keramat menurut umbu.? Dan hanya Umbu yang tau dan kami
pun meninggalkan tempat tongkrongan Umbu berasama kawan-kawan. Tunggu cerita
selanjutnya tentang Umbu landuparanggi, tapi masih misteri kapan lagi ketemu
Umbu, sambil bersalaman dan pamit pulang Umbu sempat berucap sambil menggenggam
tangan saya “terasa sumbanya” hanya umbu yang tau.PS-007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar